Varises adalah pemanjangan, berkelok-kelok dan pembesaran suatu vena. Vena varikosa ekstremitas bawah adalah kelainan yang sangat lazim, yang mengenai 15-20 % populasi dewasa (Sabiston 1994). Varises vena adalah distensi, dan bentuk berlekuk-lekuk dari vena-vena superficial (safena) dari kaki (Engram B., 1999). Varises tungkai bawah adalah pemanjangan, berkelok-kelok, pembesaran suatu vena superficial, profunda dan kommmunikan pada titik Dodd (pertengahan paha), Byod (sebelah medial lutut) dan gastronemicus (tempat keluarnya vana saphena parva).
Insiden
a. Riwayat keluarga bisa didapatkan dalam sekitar 15% klien.
b. Kelainan ini lebih sering ditemukan pada wanita (rasio wanita terhadap pria 5:1), dengan banyak wanita menentukan bahwa saat mulainya varices terlihat dan simtomatik pada waktu kehamilan.
c. Umur > 37 tahun pada wanita
d. Obesitas > 115% dari BBR (Berat Badan Relatif)
e. Orthostatik (berdiri lama)
Klasifikasi
Vena varikosa diklasifikasikan (Sabiston 1994):
a. Vena varikosa primer, merupakan kelainan tersendiri vena superficial ekstremitas bawah
b. Vena varikosa sekunder, merupakan manifestasi insufisiensi vena profunda dan disertai dengan beberapa stigmata insufisiensi vena kronis, mencakup edema, perubahan kulit, dermatitis stasis dan ulserasi.
Manifestasi klilnis (Puruhito, 1995) :
a. Varises truncal (stem varicosis)
b. Varises retikularis
c. Varises kapilaris
Gradasi keluhan klinis (Puruhito, 1995) :
a. Stadium I : tak menentu
b. Stadium II : phleboectasia
c. Stadium III : varises sesungguhnya, reversal blood-flow
d. Stadium IV : ulcus varicosum, kelainan tropic, Kronik vanous Insufisiensi (CVI)
Pemeriksaan klinis (diagnostic)
Pemeriksaan klinis dapat dilakukan dengan :
a. Test trendelenberg
b. Test myer
c. Test perthes
d. Test Doppler
e. Radiologi (Phlebografi, morfometri, phlethysmografi)
Terapi Dan Tindakan
Konservatif, simtomatik dan nonoperatif :
1. Menghindari berdiri dalam waktu yang lama
2. penurunan berat badan dan aktivitas otot seperti berjalan
3. Penggunaan kaos penyokong ringan yang nyaman, Pemasangan stocking elastis yang pas karena obliterasi vena superficial
Konservatif :
a. Obat Venoruton (Gol hydroxyl Rutoside) 600 mg/hari minimal 2 minggu
b. Skleroterapi (tak dipakai lagi)
c. Lokal antiphlogistikum (Zinc Zalf (Pasta LAssar)
Operatif :
Terapi bedah :
a. Stripping vena saphena (V. shapena magna, V. saphena psotrior, dan V. saphena parva) dengan menggunakan alat stripper (vena dikeluarkan)
b. Ligasi V. kommunikans yaitu tempat-tempat di mana diperiksa ada kebocoran, diikat dan dipotong.
c. Ekstraksi (Babcock) dengan sayatan kecil-kecil vena-vena yang berkelok dicabut keluar.Ligasi, Stripping dan Ekstraski Babcock.
Komplikasi
Komplikasi mencakup :
Trauma pada nervus safenus dan suralis dengan diserta hiperestesia kulit,
Pembentukan hematoma subkutis dan kadang-kadang stripping arteri tak sengaja
Perawatan paska bedah
Ekstremitas harus ditinggikan selama 4-6 jam
Balutan penekan dipasang di kamar operasi seharusnya tetap dipakai selama 4-6hari, dengan menggunakan balutan elastis (Balutan ACE)
24-48 jam paska bedah program ambulasi progresif seharusnya dimulai
Klien diijinkan berjalan beberapa menit/jam, meningkat bertahap tiap hari dan tetap terlentang dengan ekstremitas ditinggikan, bila sedang berjalan. Berdiri (tanpa jalan) dan duduk harus dihindari serta
stocking (stocking antiembolism) yang sesuai dengan kebiasaan harus dipakai delama beberapa bulan
0 komentar:
Posting Komentar